"Pendakian Bagai Perkuliahan"

Ini adalah pengalaman yang paling tidak bisa saya lupakan karena di balik semua ini saya sadar akan betapa indahnya Negri kita ini INDONESIA. Ketika orang bertanya apakah keuntungan dari mendaki Gunung yang bisa di bilang hanya membuang waktu dan tenaga,  kaki yang  terus melangkah, mata yang selalu fokus menatap jalan, dan waktu yang terus 
berputar.

Saya berterimakasih kepada Bang Hekal, Om Jin, Bang Kolot, Pres Aat, Irgy, Raja, Akbar dan Rafi. Karena berkat mereka semua saya bisa merasakan indahnya Negri ini dan ciptaan Allah SWT. 


Meskipun pada awalnya rasa putus asa itu muncul karena ini adalah pertama kalinya untuk saya melakukan pendakian di salah satu gunung yang berada di Jawa Barat yaitu Gunung Gede. 

Gunung Gede memiliki ketinggian 2.958 mdpl ini bisa dikatakan kiblatnya pendaki gunung di Jabodetabek dan Jawa Barat. Akses yang mudah dijangkau, berada di jalur wisata kawasan puncak, membuat gunung ini selalu ramai dikunjungi saat musim pendakian. Ada tiga jalur yang dapat dilalui untuk menuju puncak tertinggi ketiga di Jawa Barat ini, jalur Cibodas, jalur Gunung Putri (keduanya berada di Kabupaten Cianjur) dan jalur Selabintana di Kabupaten Sukabumi. Jalur Gunung Putri merupakan yang terpendek dari ketiganya, dari pos pendakian hingga alun-alun suryakencana timur hanya 6 km. Hanya? Iya hanya…

Gunung Putri sendiri adalah nama jalan yang berada di Desa Sukatani, Kec. Pacet, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Akses menuju jalur ini cukup mudah. Jika dari arah Jakarta, Bekasi, Tangerang bisa menuju Terminal Kampung Rambutan terlebih dahulu kemudian mencari bis jurusan Cianjur, turun tepat di depan Pasar Cipanas. Dari situ nanti sudah banyak angkot yang menawarkan jasa menuju basecamp Gunung Putri. Jika dari arah Bogor bisa mencarter angkot yang banyak tersedia di Stasiun Bogor hingga basecamp atau menggunakan jasa taksi online.

Ketika itu saya ingin melakukan pendakian bersama teman rumah saya, akan tetapi kebetulan bersamaan dengan acara kampus yang tidak bisa di tinggalkan, saya bingung ingin memilih mendaki Gunung atau memilih acara itu, di satu sisi saya ingin sekali mendaki Gunung di sisi lain ada acara yang tidak bisa saya tinggalkan, dan saya mencoba membujuk ketua pelaksana acara untuk mendaki Gunung dan ia pun merekomendasikan ;

 “sama hekal saja dia juga mau naik gunung” katanya. 

Saya langsung menghubungi Bang Hekal, “Bang memang bener kamu mau naik Gunung” kata saya. 

Dan dia menjawab “iya Dim tapi lagi cari tanggal sehabis acara ini”. 

Dan setelah mendengar Bang Hekal ingin naik gunung juga, akhirnya saya memutuskan untuk membatalkan pendakian bersama teman rumah dan memilih untuk acara kampus. Acara berlangsung pada tanggal 25 oktober 2019. Ketika acara selesai saya dan Bang Hekal berbincang untuk menentukan tanggal pendakian, setelah berdiskusi kita memutuskan pemberangkatan pada tanggal 6 Desember 2019. 

Karena kita hanya berdua saja, saya mengajak teman-teman yang lain untuk ikut mendaki bersama, karena lebih ramai akan lebih menyenangkan dan lebih berkesan dalam perjalanan. 

Satu hari sebelumnya, saya sudah mempersiapkan barang-barang dan apapun yang harus di bawa, pada hari H kami kumpul di kostan Bang Hekal, ketika sampai di kost hanya ada saya dan Bang Kolot di kerenakan Raja, Rafi dan Akbar sedang ada kelas. Bang Hekal dan Pres Aat sedang mengambil mobil Bang Hekal untuk kendaraan kami menuju ke Cibodas.

Pukul 11:00 malam, setelah semua sudah kumpul, kami mengecek barang-barang kami kembali, ketika sudah selesai packing kami melakukan perjalanan ke Cibodas. Sepanjang perjalanan saya memanfaatkan waktu di mobil dengan tidur, mempersiapkan tenaga untuk pendakian di esok hari. Pukul 03:00 pagi kami sampai di Basecamp Cibodas untuk melaksanakan shalat subuh dan juga sarapan. Pukul 07:00 pagi kami menyarter angkot untuk menuju pendakian jalur Putri, setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai di Basecamp Putri dan tracking pukul 08:00 pagi. 

Awal pendakian kami sangat bersemangat dan belum merasakan cape dikarenakan ini baru awal yaaa kaan hihihi. Setelah 45 menit perjalanan kami sudah sampai di pos 1 untuk melakukan peristirahatan selama beberapa menit. Perjalanan kembali kami lakukan. Bang Hekal, Raja, Bang Kolot dan Pres Aat berjalan cukup jauh meninggalkan saya, Irgy, Rafi, Akbar dan Om Jin, maklum karena mereka berempat sudah biasa melakukan pendakian gunung kalau saya dan yang di belakang kan baru pertama kalinya mendaki gunung, sehingga membuat kami lambat dalam berjalan. 

Sekitar 1 jam  berjalan saya merasa lelah dan putus asa karena medan yang cukup berat dan masih jauh untuk sampai di pos 2. Selama perjalanan saya berpikir “tahu begini mending saya di rumah saja bermain game dan membaca buku tanpa kelelahan sedikitpun”.

Mereka berempat yang sudah lebih dulu berjalan memutuskan menunggu kami yang di belakang karena sudah terlalu jauh tertinggal. Setelah kami yang dibelakang bertemu mereka yang di depan kami lalu beristirahat karena melihat muka saya yang pucat karna kelelahan. 

Di sela-sela istirahat kami, mereka yang sudah lama beristirahat duluan asik
bercanda kecuali saya yang hanya diam bernafas ter engah-engah.

Raja bertanya kepada saya “ko kamu diem saja si Dim dari tadi?”. 

Karena saya merasa lelah saya pun menjawab “cape ja, kayanya aku udah gak kuat lagi deh” 

Bang Hekal tersenyum dan ia kembali berkata “Ah...sudah nikmatin saja nanti juga terbayar dengan keindahannya di puncak."

Teman-teman yang lain pun ikut menyemangati saya dan saya merasa bersemangat kembali karena rasa penasaran saya dengan keindahannya di puncak nanti, Dan akhirnya kami pun memutuskan untuk melakukan perjalanan kembali. Ketika sampai di pos 2 mengingat kami sudah beristirahat cukup lama di tengah perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 kami akan terus berjalan dan tidak beristirahat di pos 2.

Di sepanjang perjalanan untuk menghilangkan rasa putus asa, rasa lelah dan untuk membangkitkan semangat saya kembali, kemudian saya berpikir bahwa pendakian ini adalah ketika saya berada di kampus dan saya harus berusaha untuk melewatinya sampai lulus.

Untuk tidak bosan dengan perjalanan saya beride mengeluarkan handphone saya untuk mendengarkan musik dan kami pun bernyanyi bersama agar menghilangkan rasa lelah. Tidak terasa 1 jam kami berjalan akhirnya sampai juga di pos 3 dan kami pun beristirahat, Raja membuka tasnya yang berisi kompor mini dan gas untuk menyeduh kopi, sungguh nikmatnya minum kopi di tengah cuaca yang dingin seperti itu.

Setelah kopi habis kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke surya kencana, semakin atas jalannya semakin terjal saja dan juga semakin dingin, Di tengah perjalanan hujan pun turun bersamaan dengan kabut dan kami segera memakai jas hujan, Bang Kolot segera memasang flyshit, setelah terpasang kami dapat berteduh sambil menunggu hujan berhenti, setelah hujan berhenti kami melakukan perjalanan menuju ke surya kencana.

Dengan suhu cuaca yang dingin dan jalan menjadi licin akan membuat jalan semakin lama sampai ke surya kencana, akhirnya setelah 3 jam perjalanan kami sampai di surya kencana dengan kabut yang begitu tebal sehingga menutupi jalan. Kami segera mencari tempat untuk mendirikan tenda, setelah menemukan tempat yang strategis untuk mendirikan tenda kami membagi tugas, setengah orang mendirikan tenda dan setengan lagi mengambil air di mata air yang lokasinya cukup jauh dari tenda, karena saya sudah kelelahan saya pun memutuskan untuk membantu mendirikan tenda saja, sedangkan Irgy, Akbar, Rafi dan Bang Hekal mengambil air.

Setelah tenda sudah selesai berdiri dan air sudah datang lalu kami masak sayur-sayuran untuk makan malam. Walaupun di gunung tapi kami tidak pernah meninggalkan shalat, setelah shalat isya kami makan bersama. Pukul 10:00 malam kami memutuskan untuk tidur karena besok siang akan melanjutkan perjalanan kembali menuju Puncak Gunung Gede. Pukul 05:00 pagi kami bangun untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah setelah shalat lalu kami membuat sarapan, setelah selesai sarapan, kami mengumpulkan sampah-sampah bekas kami untuk di bawa turun, pukul 12:00 kami melanjutkan perjalanan menuju ke Puncak.

Ketika di tengah perjalanan menuju puncak Raja maag nya kambuh dan kami putuskan untuk berhenti, agar rasa nyeri Raja berkurang, setelah 1 jam akhirnya maag Raja hilang dan kami berjalan kembali, pukul 03:00 sore kami pun sampai di puncak. Karena tidak memiliki banyak waktu dan kami tidak ingin membuang cukup lama, waktu di Puncak kami hanya berfoto sebentar lalu melanjutkan perjalalanan untuk turun karena takut kemalaman dan juga hujan. 

Saya cukup lega ketika turun, karena beban yang saya bawa sudah berkurang, kami pun lebih cepat untuk turun, Selter demi Selter kami lewati tidak terasa sudah maghrib dan kami sampai lupa tidak melaksanakan shalat ashar. Kami putuskan untuk melaksanakan shalat maghrib di Selter Rawa Deno 1, setelah melaksanakan shalat maghrib kami melanjutkan perjalanan dan pada akhirnya kami sampai di basecamp Cibodas pukul 10:00 malam.

Saya simpulkan dari perjalanan saya bahwa pendakian bagai perkuliahan, kenapa? Karena ketika saya mulai pendakian melalui jalur Putri saya bayangkan ketika saya menjadi mahasiswa baru, Surya Kencana ketika saya sedang menuyusun skripsi, ketika di puncak saya bayangkan saat saya sedang di wisuda, dan jalur Cibodas adalah tujuan akhir saya untuk membanggakan kedua orang tua saya.



"Apabila menghadapi sebuah gunung, saya tidak akan mundur. Saya akan tetap berjuang sampai saya dapat mengatasinya, sampai saya menemukan celah, terowongan dibawahnya, atau saya akan tinggal diam dan mengubah gunung itu menjadi sebuah tambang emas, dengan bantuan tuhan." -Jimmy Teo

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer