"Jika di Masa Umar bin Khattab Sudah Ada Medsos, Apakah Ia Bakal Dibilang Pansos?"

Melihat foto seperti ini (sedang memberi) mengingatkan kita pada sosok wanita yang bercerai sebagai gubernur Jawa Timur pada tahun 2020 lalu, kemudian dilamar untuk memangku jabatan sebagai pengganti kedudukan Juliari Batubara sebagai menteri sosial yang diceraikan karena melacurkan diri ke korupsi.

Yap Tri Rismaharini, perempuan tangguh yang akrab dipanggil Risma ini mencuat di media sosial karena aksi blusukannya menyambangi gelandangan di Jakarta semenjak dilamar oleh jabatan menteri sosial. 

Belakangan ini, media sosial di banjiri foto bu Risma yang memberikan bantuan sosial langsung pada warga yang sedang kesusahan. Serta bertemu langsung kepada para korban yang terkena bencana.

Dengan melihatnya seperti itu, banyak dari berbagai kalangan masyarakat kita yang menanggapinya sebagai menteri yang baik, rendah hati, serta keren karena turut andil dalam memberikan bantuan langsung kepada para warga yang kesusahan.

Lebih dari itu, bahkan banyak juga yang menanggapinya dengan melontarkan berbagai bullyan untuk beliau, seperti lagi pencitraan lah, salah tupoksi, pansos, dll.

Kalau niat hati memang mau mencari gelandangan di kota metropolitan, insyaallah bakalan ketemu gelandangan itu. Jika berusaha mencari pelacur di kota suci pun pasti ketemu. Begitu juga mencari orang jujur di lembaga brengsek, pasti ketemu. Karena kita memang akan dipertemukan dengan orang-orang yang ingin kita cari. Universe provide.

Kira-kira begitu respon saya untuk bu Risma vs Gelandangan di lokasi elit Jakarta yang muncul beritanya di permukaan pada awal tahun 2021 ini.

Namun ini bukan tentang Bu Risma, melainkan tentang siapa bertanggung jawab untuk apa.

Wes sabar toh Bu!

Yaa pada era dimana Jack Ma bisa didepak dari daftar pengusaha Cina ini mah, memang mudah menuduh seseorang sedang pencitraan ketika kalau lagi aksi sosial. Track record lah yang bisa membantah stigma tersebut. Entah memang sebelumnya drama queen atau enggak. Kalaupun selama ini memang benar drama queen, siapa tau dalam sekejap beliau berubah dengan tulus tanpa mementingkan pamor.

Semoga ya!

Tapi dengan melihat foto bu Risma yang sedang memberi, seketika saya teringat kepada kisah Umar bin Khattab di buku (Sejarah Islam) yang saya baca waktu itu. 

Dimana Umar bin Khattab sendiri yang memberikan bantuan langsung kepada warganya yang sedang kesusahan, ibaratnya di sini mah ngasih sembako lah. 

Di suatu malam ketika Umar lagi blusukan, ia berhenti di sebuah rumah dan nggak sengaja mendengar pembicaraan seorang ibu bersama putrinya yang sedang kelaparan. Saking susahnya dan tak ada yang dapat dimasak, ibu itu sampai merebus batu untuk membohongi putrinya kalau ia sedang memasak. Umar yang menjabat sebagai Khalifah pada saat itu merasa bersalah karena masih ada warganya yang kesusahan, kalau di sini mah presiden lah kira-kira jabatan beliau itu.

Singkat cerita Umar pun membawakan sejumlah bahan makanan untuk warganya yang kelaparan itu. Menariknya, ketika sahabat lain menawarkan bantuannya untuk membawa bahan makanan tersebut. "Yo ora panteslah wong pemimpin kok bopong karung sembako" ucap para sahabat Umar. Namun Umar malah menjawab serta bertanya "apa engkau mau menanggung dosaku kelak di akhirat?".

Para sahabat yang mendengar jawaban Umar seperti itu langsung terharu atas pertanggungjawabannya sebagai seorang pemimpin, padahal warga yang ia berikan sembako tidak mengetahui kalau ia adalah seorang Khalifah. 

Sampai sini kita dapat melihat bahwa betapa ruwetnya jadi seorang pemimpin. Tapi jangan hubung-hubungkan bu Risma dengan Umar bin Khattab yaak. Yaa memang jadi pemimpin itu tanggung jawabnya gede. Bila ada 1 butir padi saja tidak tepat sasaran, maka harus bisa dipertanggungjawabkan kelak.









Komentar

  1. Baik dan buruk seseorang, tetap selalu dipandang buruk dengan yang membenci nya dan akan selalu dipandang baik oleh mereka yang memujanya, semoga hati kita bisa lebih luas dari cacian namun selalu lebih rendah dari pujian. Karena itu semua hanya tergantung dari sudut pandang. Uhuuuy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada kesalahan mutlak.. Makasih sobπŸ™

      Hapus
  2. Mantap reng.
    Sukses slalu.
    Jangan berhenti!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer